Rabu

Makam Wali Allah Syech Burhanuddin


Makam Syech Burhanuddin pada tahun 1930

Syech Burhanuddin Ulakan ini, adalah murid Syeikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri dari Aceh, Syeikh Burhanuddin Ulakan inilah orang pertama menyebarkan Thariqat Syathariyah di Minangkabau. Syeikh Burhanuddin Ulakan yang tersebut wafat pada tahun 610 H/1214 M. Menurut riwayat pula bahwa Syeikh Burhanuddin Ulakan datang bersama dengan Syeikh Abdullah Arif yang menyebarkan agama Islam di Aceh.

Syeikh Burhanuddin pertama datang ke Minangkabau mengajar di Batu Hampar sekitar 10 tahun lamanya. Sesudah itu, dia berpindah ke perkumpulan yang dekat dengan imam Bonjol, beliau mengajar di situ sekitar lima tahun. Kemudian dia meneruskan kegiatan dakwahnya ke Ulakan, Pariaman, mengajar selama 15 tahun. Dilanjutkan pula mengajar di Kuntu, Kampar Kiri, di sana dia mengajar selama 20 tahun, sehingga dia wafat pada 610 H/1214 M.


Minggu

Al Habib Sholeh Tanggul



Beliau lahir di Korbah Ba Karman, Wadi ‘Amd, sebuah desa di Hadramaut, pada tahun 1313 H. ayah beliau, Al Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid terkenal dengan sebutan Al-Bakry Al-Hamid, seorang yang sholeh dan ulama yang sangat dicintai dan dihormati masyarakat manapun beliau berada. Ibundanya adalah seorang wanita Sholehah bernama ‘Aisyah, dari keluarga Al-Abud Ba Umar dari Masyaikh Al-‘Amudi. Beliau mulai mempelajari Al-Qur’an dari seorang guru yang bernama Asy-Syeikh Said Ba Mudhij, di Wadi ‘Amd, yang dikenal sebagai seorang yang sholeh yang tiada henti-hentinya berdzikir kepada Allah. Sedangkan ilmu fiqih dan tasawuf beliau pelajari dari ayah beliau sendiri Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid.

Setiap tahunnya pada tanggal 10 Syawal , manusia tumpah ruah di sepanjang jalan menuju Masjid Riyadus Shalihin, Tanggul, Jember. Mereka berdatangan dari berbagai penjuru tanah air serta ada pula yang datang dari luar negeri untuk memperingati haul Al Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid, yang lebih akrab dengan sebutan Al Habib Sholeh Tanggul.



Rabu

Makam Para Wanita Karuhun Sunda

Leluhur-leluhur dari pihak Wanita.


Ada di situs Medang Kamulan Ciamis dan Situs Medang Kamulan di Gunung Padang Cianjur :


1.   Ibu Sakti Pertiwi Gilang Gumilang Herang
2.   Ibu Ratu Siti Dewi Hasta
3.   Ibu Ratu Siti Dewi Banjaransari
4.   Ibu Ratu Siti Dewi Pohaci
5.   Ibu Ratu Siti Dewi Ratna Nastuna Larang Lancang Kamurang Galuh Pakuwon
6.   Ibu Ratu Siti Dewi Cakrawati
7.   Ibu Ratu Siti Dewi Sekar Jagat
8.   Ibu Ratu Siti Dewi Niti Suari Sunan Ambu
9.   Ibu Sakti Pertiwi Dewi Poerbasari
10. Ibu Ratu Siti Dewi Cempo Kemuning
11. Ibu Ratu Siti Dewi Ayu Jendrat
12. Eyang Sepuh Tunggal Dewa Sinuhun Rama Agung
13. Eyang Sepuh Prabu Manikmaya
14. Eyang Sepuh Prabu Ismaya
15. Syech Sulton Jannawiyah
16. Sri Baduga Maharaja Prabu Wangi (Lingga Buana) – Kakek dr Sri Baduga Maharaja  Siliwangi
17. Sri Prabu Dewa Naskala Ningrat Kencana (Ayahanda dr Prabu Siliwangi)
18. Hyang Makukuhun Wali Haji Sakti Galuh Pakuwon.



Makam Wali Allah Syech Quro, Karawang

       
Karawang berasal dari Bahasa Sunda KARAWA-AN, adalah nama suatu kesatuan wilayah danjuga nama salah satu pelabuhan yang terletak ditepi kali Citarum pada masa pemerintahan Kerajaan Pajajaran. Sebagai suatu Wilayah, Karwang sudah memegang peranan penting pada masa Pemerintahan kerajaan Tarumanegara yang berkuasa pada abad IV-VI M. Tim Arkelogi Nasional yang melakukan penelitian sejak tahun 1952 sampai sekarang, banyak menemukan peninggalan kerajaan Tarumanegara seperti bekas bangunan candi dan lain-lainnya di sekitar Desa Seragan Batu Jaya dan Desa Cibuaya. demikian juga adanya nama Patruman sebuah kampung di dekat Rengasdengklok, diduga bakas salah satu pelabuhan Tarumanegara. 

Makam Wali Allah Pangeran Sake, Citeureup

 
Sebagian besar Masyarakat di Citeureup mencintai serta memuliakan Pangeran Sake, mungkin dikarenakan jasa-jasa beliau didalam membuka wilayah Citeureup, ini bisa dilihat dari Makamnya yang selalu ramai diziarahi, terutama pada malam Selasa dan malam Jum’at. Bahkan bukan hanya warga Citeureup saja yang datang berziarah, dari kota-kota lainpun banyak yang datang, seperti Jabotabek, Bandung, Tasikmalaya, Madura, Karawang hingga Kalimantan.


Makam Wali Allah Nyi Mas Gendasari


Syekh Magelung Sakti alias Syarif Syam alias Pangeran Soka alias Pangeran Karangkendal. Konon Syekh Magelung Sakti berasal dari negeri Syam (Syria), hingga kemudian dikenal sebagai Syarif Syam. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa ia berasal dari negeri Yaman.
Syarif Syam memiliki rambut yang sangat panjang, rambutnya sendiri panjangnya hingga menyentuh tanah, oleh karenanya ia lebih sering mengikat rambutnya (gelung). Sehingga kemudian ia lebih dikenal sebagai Syekh Magelung (Syekh dengan rambut yang tergelung).


Abdullah Mubarok Ibn Nur Muhammad



Beliau adalah wali pendiri pesantren tarekat, di Tasikmalaya Jawa Barat, yang kini menjadi salah satu pusat penyebaran Tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah (TQN) dan terkenal di bawah kepemimpinan putranya yang juga kharismatik, Syekh AHMAD SHOHIBUL WAFA’ TAJ AL-ARIFIN atau Abah Anom. Syekh Abdullah Mubarok juga dikenal dengan nama Abah Sepuh, Ajengan Godebag atau Kyai Godebag.


Syekh Abdul Karim Tanahara

Senin, 13 Februari 1876. Haji Abdul Karim meninggalkan Tanara. Ia terpaksa meninggalkan Banten menuju tanah airnya yang kedua, Makkah, menyusul pengangkatannya sebagai Pemimpin Tarekat Qadiriah, menggantikan Syekh Ahmad Khatib Sambas. Ikut bersamanya 10 anggota keluarga, enam orang pengawal, dan 30 atau 40 orang yang menyertainya hanya sampai Batavia.

Khawatir akan kemungkinan turunnya rakyat secara besar-besaran ke jalan, Residen Banten meminta Kiai Abdul Karim mengubah rute perjalanannya. Rencananya singgah di beberapa tempat di Tangerang dibatalkan; diputuskan ia akan menumpang kapal langsung ke Batavia. 


Padahal banyak haji dari Tangerang dan Distrik Bogor sudah berangkat ke Karawaci. Selain itu, satu pertemuan besar akan digelar di rumah Raden Kencana, janda Tumenggung Karawaci dan ahli waris perkebunan swasta Kali Pasir, yang selain oleh anggota keluarganya juga bakal dihadiri orang-orang yang dicap pemerintah kolonial sebagai “fanatik” dan pembangkang. Semuanya urung. Toh murid dan para pengikut Abdul Karim berduyun-duyun bertolak dari desa-desa pantai, seperti Pasilian dan Mauk, dengan menggunakan berbagai perahu, untuk menyatakan salam perpisahan—dan semoga Kiai kembali.



Selasa

Foto Makam Maulana Malik Ishaq, Tuban

Pintu Gerbang Makam Wali Allah Syech Maulana Malik Ishaq, Tuban








Tempat Shalat Wali Allah Syech Maulana Malik Ishaq.




Di depan Makam Syech Maulana Malik Ishaq bersama kuncen Bp H Surkan.



Pintu belakang Makam Wali Allah Maulana Malik Ishaq..


Depan Makam Wali Allah Syekh Maulana Malik Ishaq, Tuban, Jawa Timur


Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mushola Al Hidayah, Perum Griya Alam Sentosa







Al Habib Muchsin Alatas



Ketika memberikan tausiyyah di Mushola Al Hidayah, Perumahan Griya Alam Sentosa dalam rangka acara Maulid Nabi SAW.

Habib Husen bin Abubakar Alaydrus



Beliau lahir di Migrab, dekat Hazam, Hadramaut, datang di Betawi sekitar tahun 1746 M. Berdasarkan cerita, bahwa beliau wafat di Luar Batang, Betawi tanggal 24 Juni 1756 M. bertepatan dengan 17 Ramadhan 1169 Hijriyah dalam usia lebih dari 30 tahun (dibawah 40 tahun). 


Jadi diduga sewaktu tiba di Betawi berumur 20 tahun. Habib Husein bin Abubakar Alaydrus memperoleh ilmu tanpa belajar atau dalam istilah Arabnya “ Ilmu Wahbi “ , yaitu pemberian dari Allah tanpa belajar dahulu. Silsilah beliau : Habib Husein bin Abubakar bin Abdullah bin Husein bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Husein bin Abdullah bin Abubakar Al-Sakran bin Abdurrahman Assaqqaf bin Muhammad Maula Al-Dawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath. 


Al Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-athos



Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas dilahirkan di kota Hajeriem, Hadramaut, pada tahun 1255 H. Pada masa kecilnya, beliau mendapat didikan langsung dari ayah beliau Al-Habib Abdullah bin Thalib Alatas. Setelah dirasakan cukup menimba ilmu dari ayahnya, beliau kemudian meneruskan menuntut ilmu kepada para ulama besar yang ada di Hadramaut.